19 Okt 2025 - 630 View
Tanah Datar, RedaksiDaerah.com —Suasana haru bercampur kecewa mewarnai Gedung Maharajo Dirajo, Batusangkar, Minggu (19/10/2025), ketika ratusan peserta dari Kota Pariaman menyadari bahwa sosok yang mereka tunggu-tunggu, sang Menteri sekaligus Ketua PP Muhammadiyah, tak kunjung muncul di acara Pengajian Akbar Aisyiyah se-Sumatera Barat.
Sekitar 400 peserta dari Pariaman berangkat sejak dini hari, membawa semangat dan harapan besar untuk bersua langsung dengan tokoh nasional yang dijanjikan akan hadir membuka kegiatan dan memberikan tausiyah kebangsaan. Namun, setibanya di lokasi, nama sang menteri bahkan tak tercantum dalam susunan acara.
“Kami benar-benar kecewa. Dari awal panitia menyebutkan beliau akan datang, makanya kami semangat sekali berangkat. Tapi begitu sampai, tidak ada tanda-tanda kehadirannya sama sekali,” ujar salah satu peserta dengan nada getir.
Perjalanan panjang dari Pariaman ke Batusangkar mereka tempuh dengan penuh antusias, sebagian bahkan menyewa bus dan membawa bekal seadanya. Semua demi mengikuti pengajian yang diklaim bakal dihadiri tokoh besar Muhammadiyah yang kini juga menjabat sebagai pejabat negara.
Namun harapan itu buyar begitu acara dimulai. Tak ada sambutan, tak ada tausiyah, dan bahkan tak ada penyebutan resmi dari panitia mengenai alasan ketidakhadiran sang menteri. Yang tersisa hanya rasa kecewa yang menumpuk di hati para peserta yang sudah jauh-jauh datang.
Beberapa peserta bahkan menilai panitia terlalu gegabah mengumumkan kehadiran tokoh nasional tanpa kepastian. “Kalau dari awal disampaikan belum pasti hadir, kami bisa maklum. Tapi kalau sudah diumumkan dan disebar ke berbagai daerah, tentu kami merasa dibohongi,” kata seorang ibu peserta dari rombongan Pariaman.
Acara pengajian yang seharusnya menjadi ajang silaturahmi dan penguatan dakwah justru berubah menjadi perbincangan hangat di sela-sela jamaah yang saling mempertanyakan kejelasan informasi dari panitia.
Pihak panitia hingga berita ini diturunkan belum memberikan keterangan resmi terkait alasan batalnya kehadiran sang Menteri. Beberapa panitia yang dihubungi hanya menyebut adanya “perubahan agenda mendadak” tanpa memberikan penjelasan detail.
Pengajian Aisyiyah se-Sumatera Barat merupakan agenda rutin tiga bulanan yang digelar secara bergilir di setiap kabupaten dan kota. Namun, pelaksanaan kali ini di Tanah Datar justru meninggalkan kesan pahit bagi sebagian peserta yang datang dari jauh.
“Ini bukan soal kecewa tidak jumpa menteri, tapi soal janji publik yang tak ditepati. Dalam kegiatan dakwah, kejujuran dan keterbukaan itu penting. Jangan sampai kepercayaan jamaah luntur,” tutur salah satu tokoh Aisyiyah Pariaman yang berharap kejadian serupa tak terulang pada kegiatan mendatang.
Pengajian ditutup dengan doa bersama, namun kekecewaan tetap terasa di wajah peserta. Mereka pulang dengan langkah gontai, membawa oleh-oleh cerita tentang janji besar yang tak terbukti — ironi di tengah acara yang seharusnya menjadi wadah keteladanan dan keikhlasan.
---
Reporter: Fernando Stroom
Editor: RD TE Sumbar
0
0
0
0
0
1