5 Des 2020 - 1687 View
Jakarta, RedaksiDaerah.com - Mahasiswa Protes Manajemen Universitas Terbuka dikarenakan Server Take Home Exam (THE) Error belasan jam, Fridrik Makanlehi selaku mahasiswa Ilmu Hukum Universitas meminta Manajemn UT perlu dibenahi ataukah Menteri Kementerian Pendidikan dan Budaya mengundurkan diri dari jabatannya. Karena tidak mampu mengawasi atau mengontrol Universitas yang bernaung dibawahnya.
Ujian Akhir Semester Universitas Terbuka (UT) yang diganti dengan Take Home Exam (THE) melalui Server UT mengalami gangguan atau error sejak pukul 00.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB.
Ratusan Mahasiswa komentar, komplain dan mengeluh di facebook UT, group-group WhatsApp, Instagram UT dan lain-lain sebagainya karena tidak bisa THE.
Fridrik menjelaskan, Ujian Akhir Semester telah diganti dengan Take Home Exam yang dimulai pada tanggal 5 Desember 2020.
“Ujian Akhir Semester (UAS) diganti menjadi Take Home Exam (THE) melalui Server atau Internet. Seluruh mahasiswa diarahkan wajib akses ke server https://the.ut.ac.id/home untuk mengerjakan Lembaran soal dan mengupload hasil THE-nya. Sayangnya sejak pukul 00.00 WIB sampai saat ini, Server THE UT mengalami gangguan teknis/error hingga ada banyak mahasiswa yang tidak bisa ujian,” kata Fridrik Makanlehi yang merupakan Mahasiswa semester Ilmu Hukum UT.
“Server THE UT error, Manajemen UT mengambil kebijakan agar detline waktu yang semulanya pukul 21.00 WIB menjadi pukul 23.59 WIB,” terang Fridrik yang juga merupakan Tenaga Ahli DPR RI kepada media ini, Sabtu (05/12/20) di Jakarta.
Menurut salah satu akun FB yang bernama Mims mengatakan, hari ini banyak mahasiswa yang kecewa atau merasa dirugikan. Banyak sudah relah ambil cuti, rela bolos kerja, rela mentengen itu server samapi belasan jam lamannya tapi hasilnya? NIHIL!
Melalui Grup WA, AM mengatakan, Kalau bisa THE diganti UAS saja. Di Jabodetabek saja Jaringannya lemot, Gimana dengan mahasiswa yang tinggal dipelosok desa?
Akun Fb Rosidi meminta Take Home Exam dihapus saja. “mending hapus saja THE” katanya.
Fridrik mengatakan, Server UT terlalu banyak sangat berdampak buruk bagi Mahasiswa dalam melaksanakan kuliah jarak jauh atau kuliah online. Selain itu, Server UT selalu bermasalah terus menerus.
“Saya pernah kritik dan sampaikan ke manajemen UT bahwa Server yang digunakan UT terlalu banyak. Sampai saat ini belum dibenahinya. Ini kan buat Mahasiswa bukan makin senang, tapi malah makin sengsara saja. Apalagi dimomen pandemi ini, ada banyak orang tua yang di PHK atau nganggur. Udah mengganggur, tentu gak bisa beli quota internet, dan gak bisa beli pulsa. Pemerintah jangan duduk diam ditempat sambil buat kebijakan yang karu-karuan itu tapi Pemerintah wajib turun cek dilokasi atau lapangan dong,” tegas Fridrik yang juga merupakan Sekjen Serikat Pedagang NasDem.
“Saya heran, UT adalah Lembaga yang bernaung di bawah Kemendikbud. Tentu, Fasilitas Lembaga dibawa naungan Pemerintah pasti tercukupi. UT diciptakan untuk meringankan beban orang yang tidak mampu, orang yang tidak bisa kuliah karena kesibukan kerja. Namun kehadiran UT bukan membantu tapi malah mempersulit mahasiswa saja,” jelas Fridrik.
Dikatakan kepada media ini, bahwa jika tidak sanggup Kemendikbud mengawasi atau mengontrol Universitas yang bernaung dibawahnya, seperti UT maka lebih baik Menterinya mundur dari jabatannya.
“UT ini kan dibawah Kemendikbud, sehingga Kemendikbud harus bisa meningkat sistem belajar yang lebih modern lagi. Bagaimana kita mau mengejar Industri 4.0 jikalau kuliah online saja selalu bermasalah terus menerus atau tidak jelas. Lebih baik Menteri Kemendikbud mundur saja dari jabatannya,” pungkas Fridrik.
Reporter : Josua
15
7
0
3
0
8