Redaksi Sumbar

Asisten I Setda Tanah Datar, Elizar, SH, memukul tambur disaksikan ratusan warga sebagai tanda resmi dibukanya MTQ Nasional ke-VI tingkat Kecamatan Lintau Buo di Nagari Taluk. Dentuman tambur menggema, menandai dimulainya pesta iman dan budaya.

MTQ VI Lintau Buo: Taluk Bergema, Nilai Qur’ani Jadi Nafas Masyarakat

30 Okt 2025 - 21 View

Asisten I Setda Tanah Datar, Elizar, SH, memukul tambur disaksikan ratusan warga sebagai tanda resmi dibukanya MTQ Nasional ke-VI tingkat Kecamatan Lintau Buo di Nagari Taluk. Dentuman tambur menggema, menandai dimulainya pesta iman dan budaya.

Tanah Datar, RedaksiDaerah.com — Suara lantang tilawah menggema di udara seiring semangat religius yang membuncah di halaman Nagari Taluk. Kamis (30/10), Kecamatan Lintau Buo resmi menggelar Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional ke-VI tingkat kecamatan, sebuah perhelatan yang tak sekadar lomba, tetapi pernyataan iman dan kebangkitan moral di Kabupaten Tanah Datar.

 

Pembukaan acara yang berlangsung khidmat itu dipimpin oleh Bupati Tanah Datar melalui Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Elizar, SH, yang secara simbolis memukul tambur—menandai dimulainya pesta keagamaan terbesar di tingkat kecamatan tersebut. Gemuruh tepuk tangan warga menjadi saksi lahirnya semangat baru bagi masyarakat Lintau Buo.

 

Sebanyak 250 kafilah dari empat nagari ikut ambil bagian dalam ajang ini. Mereka bukan hanya berlomba dalam lantunan ayat suci, tetapi juga bersaing dalam semangat dan penghayatan nilai-nilai Qur’ani. MTQ kali ini menjadi wadah untuk mempererat ukhuwah Islamiyah sekaligus menggali potensi generasi muda yang haus akan ilmu dan moral.

 

Wali Nagari Taluk, Pendi Aswil, dalam sambutannya mengungkapkan kebanggaan yang tak bisa disembunyikan. Ia menyebut kepercayaan menjadi tuan rumah bukanlah hadiah, melainkan ujian moral bagi seluruh masyarakat Taluk.

 

“Menjadi tuan rumah MTQ bukan sekadar kehormatan, tapi tanggung jawab besar untuk menjaga semangat keagamaan di tengah arus perubahan zaman,” ujarnya tegas.

 

 

 

Ia juga menekankan pentingnya menjadikan MTQ sebagai ruang pembinaan karakter anak nagari agar tumbuh sebagai generasi Qurani yang cerdas dan berakhlak mulia. “Kalau bukan dari Al-Qur’an kita menanam nilai, dari mana lagi arah moral bangsa ini akan kita luruskan?” tambahnya.

 

Dari sisi legislatif, Anggota DPRD Tanah Datar dari Fraksi PDI Perjuangan, Wendri Aswil, yang juga putra asli Taluk, ikut menyumbangkan pandangan tajamnya. Ia menyebut MTQ bukan sekadar agenda tahunan, tetapi “investasi sosial dan spiritual” yang harus terus disemai.

 

“Di sinilah lahir generasi yang tak hanya fasih membaca Al-Qur’an, tapi juga mampu menghidupkan maknanya dalam tindakan sosial. MTQ adalah ladang pembibitan karakter bangsa,” tegas Wendri.

 

 

 

Suasana semakin bermakna saat Asisten I Elizar, SH, mewakili Bupati Tanah Datar, menyampaikan apresiasi terhadap panitia dan masyarakat atas kerja keras mereka. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini selaras dengan visi besar Tanah Datar Madani, daerah yang menjunjung prinsip adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.

 

“MTQ bukan hanya lomba, tapi momentum membumikan Al-Qur’an dalam kehidupan sosial. Pemerintah daerah akan terus mendukung kegiatan yang memperkuat nilai spiritual dan kebersamaan masyarakat,” katanya berwibawa.

 

 

 

Kegiatan itu juga dihadiri oleh Kepala Kantor Kemenag Tanah Datar, Kabag Kesra, Ketua Baznas, Camat Lintau Buo, Kapolsek, Danramil, serta seluruh wali nagari di kecamatan tersebut. Deretan tokoh agama, pemuda, hingga ibu-ibu majelis taklim turut memadati lokasi, menciptakan pemandangan penuh harmoni antara agama dan budaya.

 

Selain seremoni, MTQ VI ini juga menampilkan pawai taaruf yang semarak, penampilan seni islami, dan bazar UMKM lokal. Semuanya berbaur menjadi satu warna: religius dan merakyat. Sorak-sorai anak-anak yang ikut menyaksikan menambah semarak atmosfer nagari.

 

Di balik kemegahan itu, semangat yang paling terasa adalah pesan moral tentang kebersamaan dan pembinaan karakter. MTQ bukan sekadar perlombaan suara, tetapi gema nilai untuk memperkuat akar spiritual di tengah masyarakat yang mulai diseret arus modernitas.

 

Ketika malam turun dan lantunan ayat suci masih terdengar lembut dari pengeras suara, masyarakat Taluk menyadari satu hal: MTQ bukan hanya agenda tahunan, tapi napas kehidupan yang menyalakan kembali ruh keagamaan dan persaudaraan di bumi Luhak Nan Tuo.

 

---

Reporter: Fernando Stroom 

Editor: RD TE Sumbar 

Apa yang anda rasakan setelah membacanya...?

love

0

Suka
dislike

0

Kecewa
wow

0

Wow
funny

0

Lucu
angry

0

Marah
sad

0

Sedih